Wednesday, March 30, 2016

Mom Tips : Waras Ketika Anak Sakit

Siapa sih yang gak panik dan sedih ketika anak sakit? Terlebih ketika melihat anak yang biasanya ceria jadi lesu tak berdaya. Anak yang biasanya mau makan macam-macam jadi menolak makanan apapun.

Lalu apakah semua penyakit harus segera dibawa ke dokter dan dikasih obat? Tentu tidak. Ada beberapa penyakit yang memang akan self healing seiring berjalannya waktu. Berikut ini gw kasih tips agar tetap tenang selama anak sakit, ya.

1. Perhatikan dan catat kondisi klinis dan perilaku anak. Hal ini akan memudahkan jika akan membawa anak ke dokter kelak.

2. Cari tahu dokter lain sebagai alternatif jika dokter langganan tidak praktik.

3. Usahakan DSA langganan mau diajak diskusi via WA. Tentu saja dokter tidak akan memberikan diagnosa via WA, tetapi dokter akan membantu kita menentukan langkah apa yanga harus diambil sebelum ke dokter.

4. Cari tahu kemungkinan penyakit pada anak. Sebagai contoh, demam bukanlah penyakit. Tetapi tanda bahwa tubuh sedang berjuang melawan sesuatu. Kenali gejala lain yang memungkinkan. Seperti misalnya sariawan kah? Timbul ruam merah? Blister? Atau yang lainnya.

5. Baca-baca artikel tentang penyakit yang biasa menyerang anak-anak ketika anak sedang tidak sakit. Hal ini untuk menghindari panik saat anak sakit. Jadi ketika anak akhirnya harua sakit, ibu bisa menelaah kemungkinan penyakit yang diderita anak. Membaca artikel pun harus dari website yang terpercaya, sebagai contoh milissehat dan idai agar ibu tidak tersesat dengan mitos.

6. Kenali tanda bahaya dari suatu penyakit. Misalnya diare akibat virus yang tidak mempunyai obat khusus, maka penangannya adalah efek samping dari diare yaitu dehidrasi. Kenali sampai sejauh mana dehidrasi itu wajib langsung dibawa ke dokter.

7. Ketika ke dokter, tanyakan istilah medis untuk penyakit yang diderita anak agar dapat mencari tau lebih lanjut. Jangan lupa tanyakan juga indikasi medis berbahaya maupun pengobatan selanjutnya yang akan diambil jika pengobatan yang sekarang belum berhasil.

8. Banyak berdoa dan bersabar karena anak akan rewel ketika sakit. Ibu yang tenang akan menghasilkan lingkungan yang nyaman untuk anak yang sakit. Tidak perlu panik karena komentar orang lain jika ibu sudah mempunyai ilmu dan dapat mengenali penyakit standar pada anak.

Semoga tipsnya berguna karena overtreatment pada dokter kebanyakan berawal dari ibu yang panik anak sakit. Dan semoga anak-anak kita terhindar dari penyakit serius. Aamiin.

Misc : HFMD, Rotavirus dan ISK

Judulnya panjang yaaaaaa...

Sebulan terakhir itu jadi ujian buat Mas U. Memang sebulan terakhir ini Mas U lagi tumbuh gigi, gak tanggung-tanggung langsung 6! Jadi otomatis buat makan pun susaaaah banget. Daya tahan pun menurun, dan dimulailah rentetan penyakit ini. Padahal sebelumnya, Mas U relatif jarang sakit setelah MPASI. Udah jarang banget ke dsa, kalo vaksin pun ke rumah vaksin untuk menghindari anak lain yg sakit di RS. Tapi namanya anak kecil, pasti ada aja ya yang bikin sakit hehehe.

HFMD (hand foot mouth desease) aka flu singapur ini emang lagi bener-bener beken beberapa bulan belakangan. Penyakit yang diakibatkan virus ini punya kemiripan dengan campak, cacar air, rubella, roseola dan DBD. Selain itu, bisa juga dengan membaca beberapa artikel dari milissehat maupun idai agar kita tau tentang penyakit tersebut.

Gejalanya demam, dan ruam keluar setelah demam. Tadinya gw udah curiga roseola, tapi waktu dihari kedua keluar blister, langsung deh ngerasa ini HFMD. Kekhasan penyakit ini ada di ruam yang hanya di tangan dan kaki (kadang sampai pantat) dan sariawan di mulut (that's why we call it HFMD). HFMD ini penyakit anak-anak, jaraaaang sekali menyerang orang dewasa tapi sangaaat menular ke anak lain. Penyakit ini favorit banget di sekolah maupun daycare karena ketika ada virus yang menempel di mainan, maka virus itu bisa menulari anak lain selama jangka waktu 4 hari atau sampai mainan tersebut dicuci. Terus Mas U dapet dari mana virus itu? Entahlah, Mas U belom sekolah dan gak daycare. Jadi mungkin tertular dari virus yang menempel di orang lain.

Penyembuhannya? Gak ada. Tunggulah dengan sabar sampai virusnya pergi, kurang lebih 8 hari setelah blister pertama keluar. Selama itu, anak harus diisolasi.

Nah setelah sembuh, Mas U sudah mulai mau makan lagi. Nafsu makan belum begitu baik karena gigi graham yang lagi erupsi langsung 4 biji itu rasanya lamaaaaa banget. Eh, Mas U udah keburu kena diare lagi.

Mas U gak pernah sakit sampai selemah dan selama sakit diare ini. Sehari bisa 6x diare disertai muntah. Makanan gak ada yang masuk, bahkan cemilan pun gak mau. Minum air putih, jus, susu, atau apapun gak mau. Hanya mengandalkan ASI yang udah ngepas ini aja. Pada hari ketiga, gw udah diskusi dengan dsa Mas U, dan memang sebaiknya observasi dulu (baca penanganan diare di milissehat dan idai yaaa). Gw tergolong gak panik karena udah baca-baca penanganan dan tanda bahaya penyakit, untuk diare ini ya dehidrasi. Ketenangan ibu yang merawat sangaaaaat penting untuk menghindari overtreathment dokter pada anak. Berdasarkan penelitian, dokter akan melakukan overtreathment ketika sang ibu panik saat anaknya sakit.

Balik lagi ke diare, kondisi Mas U saat itu super lemah, kalo kentut (yang bau kebangetan itu) pasti langsung diare air tanpa ampas. Jadi Mas U akan menangis jerit-jerit kalo dia gak sengaja kentut saat lagi mengulet diantara bobo karena harus dibawa ke kamar mandi. Tangisannya menyayat hati, udah kayak anak disiksa ibu tiri huhuhuhu.

Gw sempet down dan takut saat Mas U bener-bener lesu tanpa tenaga. Gimana pun rasanya kok miris banget melihat anak yang biasanya gak bisa diam tiba-tiba jadi lesu.

Penyembuhannya? Lagi-lagi gak ada. Hanya tinggal nunggu virusnya hilang sendiri sekitar 7 hari. Obat penghambat diare sangat gak disarankan karena akan merusak tatanan gerakan peristaltik alami di usus. Jadi hanya dibantu oleh suplemen untuk menggantikan zat-zat yang hilang selama diare seperti zinc, oralit, dan lacto-b (yang kesemuanya gagal diminumkan). Good news, Mas U udah vaksin rotavirus lengkap, jadi insyaAllah gejalanya gak akan separah anak yang belom vaksin.

Alhamdulillah dihari ketujuh, frekuensi diare mas U tinggal 2x dan esoknya sudah gak diare lagi. Seiring waktu, nafsu makannya pun sudah kembali.

Terakhir, ISK atau infeksi saluran kencing. Ini sebenarnya udah gw curigai dari beberapa bulan terakhir dimana Mas U bbnya naik dikiiiit banget. Biasanya bb yg merayap naik ini bisa disebabkan oleh ISK maupun ADB . Karena ADB membutuhkan screening pengambilan darah, jadi gw memutuskan untuk kasih suplemen zat besi tanpa screening. Kalo kata dsa Mas U, insyaAllah gak masalah karena kalo kelebihan pun akan terbuang dari tubuh. Untuk saat ini, kemungkinan ADB bisa dipinggirkan dulu sampai gw punya kesempatan (dan niat super) untuk screening ADB. Nah, pada pemeriksaan diare Mas U, dsa bilang ISK juga memungkinkan untuk diare. Waktu diperiksa pun penis Mas U sedikit memerah, jadi diputuskan untuk pemeriksaan lab urin.

Setelah hasilnya dinyatakan positif, mas U harus minum antibiotik dan mengurangi penggunaan pospak. Selain itu, dokter juga menyarankan untuk toilet training dan sunat secepatnya. Waaaah, ini bener-bener tugas yang berat buat gw. Hahahha

Alhamdulillah HFMD dan rotavirus udah berlalu, tinggal penyembuhan dari ISK dan memperbaiki daya tahan tubuh lagi. Semoga habis ini virus-bakteri-amoeba-kuman dan segala jenis penyakit gak mampir ke Mas U lagi.

Sunday, March 20, 2016

Toddler Activity : Kunjungan ke Farm House Lembang

Bandung dan sekitarnya adalah salah satu tempat yang sering di kunjungi oleh Mas U. Soalnya Bunda sama Ayah belum bisa move on dari kota ini. Hahaha

Selain itu, disini banyak kok yang bisa dikunjungi dan bernuansa alam, jadi gak melulu ke mall lagi dan lagi.
Kali ini gw bawa Mas U berkunjung ke Farm House di Lembang. Kami berangkat jam 8-an dari daerah Dago menuju Lembang via Dago atas. Sekitar 15 menit sudah sampai di Lembang dan lumayan berkeliling buat nyari lokasinya. Alhamdulillah jam 9 kurang lokasi sudah ketemu dan kami siap berfoto-ria.

Farm House buka jam 8 pagi, ketika kami sampai jam 9, bis dan kendaraan pribadi sudah memenuhi parkiran. Pengunjung juga sudah banyak yang menukarkan tiket masuk dengan susu atau sosis. Harga tiket masuknya 20rb + 10rb untuk kendaraan. Cukup murah karena tiket dapat ditukar dengan susu atau sosis.

Di Farm House ini ada banyak spot foto menarik, seperti area "gembok cinta" yang gemboknya bisa beli di toko souvenir. Jadi kalo mau pasang gembok cinta a la tempat wisata luar negri, bisa dijajal ke Farm House. Oia, untuk area ini gak ramah stroller ya. Karena desainnya berupa jalan setapak yang bertangga-tangga.

Selain itu ada area european yang kece banget buat foto-foto. Di area ini ada toko-toko souvenir dan makanan. Daerah ini didesain selayaknya jalur pedistrian di eropa. Lengkap dengan restoran pinggir jalan dan bakery yang menjual dannish croisant. Untuk ibu-ibu dan anak-anak bisa meminjam kostum ala pakaian eropa disini. Sayangnya selama di Farm House gw gak lihat bapak-bapak yang pakai kostum, hehe.

Di area ini ada yang jual durian medan beku yg super enak dan madu sarang lebah yang menyehatkan, loh. Gw dan hubby sampai balik lagi buat beli. Alhamdulillah area ini bisa di akses oleh stroller. Jadi jangan khawatir bakal pegal menggendong anak.

Bagian terakhir yang kami kunjungi adalah petting zoo. Disini Mas U bisa bermain dengan kura-kura, marmut, kelinci, dan domba. Bahkan bisa langsung nyuapin wortel tanpa harus terhalang kandang, soalnya Mas U ikutan masuk ke kandang kelinci dan domba. Cukup seru untuk memperkenalkan hewan-hewan seperti ini. Alhamdulillah Mas U pun berani walau agak sedikit syok waktu dikejar domba hahaha.

Farm House ini tempatnya tidak terlalu besar, jadi gw saranin untuk datang pagi-pagi. Gw menghabiskan waktu 2.5 jam disini, karena jam 11an sudah sangat rame dan gak nyaman lagi. Kami pun memutuskan untuk keluar dan turun ke Bandung. Dan ternyata di jalan Lembang sudah sangat macet menuju ke atas. Sepertinya keputusan kami untuk datang pagi-pagi sudah tepat.

Tuesday, March 15, 2016

Sensory Play : Cloud Dough

Cloud dough is totally a mess .. in a good way! Wohoooo~

Ini seperti bermain kinetic sand versi lebih lembut dan murah. Ini adalah salah satu permainan dasar yang bisa diolah lagi dengan tambahan aktivitas agar lebih menarik.

Cara membuatnya gampaaaaang banget. Hanya membutuhkan 2 bahan dasar :

1 cup minyak (baby oil, canola, dll tapi gak disarankan minyak kelapa karena akan membeku kalau dingin)
8 cup tepung terigu

Kalau gw, ditambahin beberapa tetes lavender essensial oil biar wanginya enyak.

Cukup campur semua bahan sampai rata. Dan uji coba bahan dengan mengepal-kepalkan apakah cukup membentuk atau tidak.

Dalam percobaan pertama ini gw memasukkan beberapa mainan sea creature toobsnya uwais. Soalnya beberapa waktu lalu waktu main dough jenis lain Mas U sempet jijik gak mau pegang. Jadi mungkin dengan adanya mainan Mas U mau coba pegang. Daaaaaan lumayan berhasil!

Mas U gak jijik untuk megang, walaupun dia belum mengerti untuk membentuk benda dari cloud dough ini. Setelah gw coba untuk membuat bola-bola, Mas U mau meremas dan menghancurkan bola.

Selain itu gw juga coba untuk mengubur mainan-mainannya, jadi Mas U mulai menggerakkan jari untuk menggali.

Sampai pada akhirnya wadah bermain pun ditumpahin, hahahaha. Gak masalah, karena Mas U jadi lebih bisa mengeksplor cloud dough ini. Memang ruangan menjadi lebih berantakan karena adonan cloud dough yang berceceran kemana-mana. Tapi si bebe super semangat jadi gak masalaaah :D

Thursday, March 10, 2016

Sensory Play : Painting Bubble

Akhirnya setelah hampir 2 minggu absen bermain sensory, Mas U dikasih mainan juga sama Bunda hihihi.

Kali ini gw nyobain permainan painting bubble. Tahu kan bubble wrap yang biasa dibuat membungkus alat elektronik?
Nah, permainan ini cukup mudah, hanya menyediakan baby-safe-painting yang dibuat sendiri, ditambah dengan bubble wrap yang dijadikan kaos kaki. Hasilnya?

Berhasil dan tidak berhasil.
Hahahaha.

Tidak berhasil karena Mas U hanya mau bermain sebentar dengan bubble wrap di kakinya. Mungkin karena licin kali ya. Dan efek meletus-meletus ketika kaki berpijak udah habis jadi dia lebih memilih untuk main pake tangan aja.

Berhasilnya, karena dia berani memegang tekstur adonan yang lembut tapi licin ini. Jadi sepanjang setengah jam terakhir, Mas U justru sibuk hand painting. Ini juga permainannya menarik, loh. Nanti bisa ditambahin pake kuas biar lebih kece.

Ini dia persiapan dan bahan untuk bermain bubble painting :

Bahan homemade paint :
150 gr Tepung maizena
400 cc Air
Pewarna makanan

Persiapan :
Wadah untuk masing-masing warna
Bubble warp
Isolasi
Kertas besar
Alas main

Cara membuat :
1. Campur tepung maizena dengan air hingga rata, masak diatas api sambil terus diaduk agar tidak menggumpal.
2. Bagi adonan maizena pada wadah sesuai warna, tetesi dengan 3-4 tetes warna dan aduk hingga rata.
3. Sambil menunggu cat dingin, siapkan alas main dan kertas besar untuk media lukis.
4. Siapkan bubble warp pada kaki bayi, rekatkan dengan isolasi dengan bubble menonjol di bagian luar.
5. Silakan berkreasi :)

Wednesday, March 9, 2016

Recipe : Chicken Stips

Siapa yang gak suka chicken strips???
Makanan ini selain gampang, enyak dan gurih jadi salah satu andalan gw buat masak. Gw bisa simpan marinated chicken dalam sekala satu kali penyajian jadi memudahkan memasak.

Selain itu, Hubby juga hobby banget makan makanan kering kayak gini (mana sayurnyaaaa?)

So, here are my recipe :

Marinated :
Fillet paha ayam
Air lemon
Garam
Merica
Ketumbar
Bubuk bawang putih

Tepung :
Tepung maizena
Tepung terigu
Garam
Merica
Origano

Minyak kelapa untuk deep fried

Cara membuat :
1. Rendam ayam dengan air lemon selama 1 jam, cuci bersih.
2. Rendam dengan semua bahan marinated, diamkan semalaman.
3. Siapkan tepung terigu yg sudah dicampur dengan garam, merica, dan oregano.
4. Cairkan tepung maizena, balut ayam yg sudah ter-marinated dengan tepung maizena, lanjutkan dengan tepung terigu.
5. Panaskan minyak, tunggu sampai benar-benar panas, masukan ayam. Goreng hingga kecoklatan.

Mau untuk lauk dimakan dengan nasi panas dan sambal pedas atau sebagai cemilan dicocol dengan saus keju? Hmmm, yummeeeeeeh~

Recipe : Chinese Poridge

Bubur adalah salah satu menu favorit Hubby. Sebenernya gw juga males bikin bubur karena di tumah belum punya slow cooker. Tapiii setelah percobaan bikin bubur pakai press cooker berhasil, maka semua menjadi indah dan gampang hihihi.

Persiapan bisa dimulai malam sebelumnya, pagi-pagi gw tinggal nge-press cooker aja. Walaupun sampai saat ini masih sering degdegkan takut gosong. Alhamdulillah semakin kesini semakin ahli fufufu.
Ini dia resep salah satu bubur favorit kami :

Bahan
Beras : Air (1 : 5), cuci bersih.
Ayam kampung
Jahe
Lengkuas
Garam
Bawang putih, cincang
Olive oil
Minyak wijen
Kaldu ayam bubuk non-msg
Daun bawang
Daun ketumbar
Chilli oil

1. Rebus ayam kampung hingga air mendidih, buang airnya. Rebus lagi ayam kampung untuk diambil kaldunya. Masukkan jahe dan lengkuas.
2. Pisahkan kaldu dengan ayam, buang jahe dan lengkuas. Masukan beras sesuai takaran.
3. Tumis bawang putih dengan olive oil. Sisihkan.
4. Masak bubur dengan slow cooker atau press cooker, masukan tumisan bawang putih, garam, kaldu bubuk, dan minyak wijen.
5. Sambil menunggu bubur matang, suir ayam kampung dan rajang daun bawang serta daun ketumbar.
5. Setelah bubur jadi, sajikan dengan taburan daun bawang, daun ketumbar dan ayam suir.
6. Tambahkan chilli oil sesuai selera.

Resep ini cocok banget buat sarapan, apalagi kalo masaknya pake slow cooker. Tinggal tidur besok pagi bubur pun sudah siap.

Sensory Play : Home Made Dough

Yak, sebenernya minggu ini gw belum memulai untuk melakukan sensory play Uwais. Berhubung masih banyak yang dikerjain dan gak beres-beres, sampai lupa terus mau beli bahan sensory playnya Mas U *pikun*

So, ini dia homemade play dough, bukan buatan gw tapi buatan kakak ipar hehehe. Beberapa waktu lalu Mas U dioleh-olehi play dough ini oleh mamanya (kakak ipar gw). Dan ternyataaaaaaaaa mas u jijik.
What????!!!
Gw udah coba beberapa kali nemenin mas U main play dough ini. Tapi si bebe malah mundur-mundur sambil muka jijik.

Sementara ini permainan play dough masih gagal dimainkan. Padahal Bunda udah semangat bikin macam-macam bentuk. Tapi anaknya malah melengos pergi.
Anyway....
I'm not alone really.
Banyak bayi yang ternyata jijik juga sama play dough hahahahaha.
So mommies, jangan sedih kalo anaknya gak mau pegang play doughnya.
Mari kita tawarin terus sampai si bebe mau. Yihaaaaa~