Monday, August 25, 2014

Mari Berkelana di Jakarta! (Edisi Maraton Rumah Sakit)

Terkadang orang mempertanyakan kenapa gw masih menganggur dan gak mulai mencari kerjaan. Kebanyakan dari mereka bertanya apa saja yang gw lakukan selama ini.

Eits, gw gak ada "pekerjaan" yg menghasilkan uang dengan pasti saat ini. Tapi kegiatan gw banyak, loh. Istilahnya gw itu pengacara, pengangguran banyak acara. Hahahaha

Sejujurnya gw adalah tipe orang yg gak percaya kebetulan. Allah selalu punya suatu rencana untuk kita jalani. Percayalah.

Misalnya ketika gw bener-bener bingung mau ngapain ketika suami sibuk seminar dan kuliah. Tiba-tiba sekarang gw harus menemani bokap untuk kontrol. Mulai dari ke dokter, tes darah lengkap, sampai ct-scan contras. Kegiatan ini gak berlangsung sehari-dua hari. Tapi membutuhkan beberapa hari untuk bolak balik ke RS MMC dan RS Medistra. Untuk gw yang bertempat tinggal di luar jakarta, ini lumayan memakan waktu dan perasaan.

Seperti sebelum nikah, gw yang selalu nganter bokap ke dokter tiap hari. Mengunjungi dan menyiapkan baju ganti buat nyokap, dan menemani nyokap biar gak bosen di RS selama bokap sakit. Sekarang pun demikian.
Bedanya, sekarang gw kemana-mana gak sama sopir. Berhubung suami lagi sibuk, gw pun berkelana dari bekasi-tb simatupang-mmc-medistra. Gw gak sendiri kok, ada kakak bebe yg menemani. Hihi.

Gw gak masalah pake kendaraan umum. Di bandung pun dulu gw kemana-mana sendirian pake angkot. Tapi tetep aja ya, berkelana sendirian dijakarta itu bikin degdegkan *cupu*
Ada 3 hal yg bikin gw rada parno pake kendaraan umum (dalam hal ini transjakart, gw sangat menghindari metromini atau bajaj mengingat mereka bergoncang gak normal).

1. Berdiri gak masalah, asal senderan. Gw tipe yg gampang terontang-anting jadi susaaaah banget mengendalikan diri dari seruduk kanan-seruduk kiri.
2. Naik-turun jembatan halte busway gak masalah. Justru yg bikin gw deg-deg-serr adalah melangkah  di lantai aluminium yg rasanya gak cukup kokoh dan terlihat berguncang setiap gw injak. Rasanya kayak gw bisa jatoh begitu saja. Kejeblos gitu.

3. Bis yg kotor dan bau ketek. Nah, ini sih yg bikin kesel. Rasanya pengen segera cuci tangan begitu loncat keluar bis.

Alhamdulillah selama beberapa kali naik transjakarta sendirian, gw cuma sebentar berdiri. Sisanya dikasih tempat duduk sama ibu lain yg baik hati. Rejeki anak soleh, ya kakak bebe :)

Di dalam bis, gw menghindari menggunakan gadget. Selain menambah tingkat kewaspadaan dan kepekaan terhadap sekitar, gw juga menjadikan momen ini untuk mengobrol dengan kakak bebe.
"Nak, kalo mama nanti belom sempet merasakan transportasi publik yg nyaman, maka kamu harus merasakannya ya. Jadilah anak yg berguna untuk bangsamu. Jadilah anak cerdas dan sholeh yg bisa membuat mama dan daddy bangga."

No comments:

Post a Comment